33 Nama Ilmuwan Yang Berjasa Dibidang Astronomi
Anaximander (610-546 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang sering  disebut sebagai “Bapak Ilmu Astronomi”. Ia menganggap bentuk Bumi  sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari mengelilinginya.
Aristharkus (abad ke-3 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa  Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang pertama yang menghitung  ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia menemukan bahwa diameter  bulan lebih dari 30% diameter Bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya  yaitu 0,27 kali diameter bumi). Ia juga memperkirakan bahwa Matahari  memiliki diameter 7 kali diameter Bumi. Ini kira-kira 15 kali lebih  kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.
Aristoteles (384-322 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa  Matahari, Bulan dan planet-planet mengitari Bumi pada permukaan  serangkaian bola angkasa yang rumit. Ia mengetahui bahwa Bumi dan Bulan  berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan memantulkan cahaya  Matahari, tetapi ia tak percaya bahwa Bumi bergerak dalam Antariksa  ataupun bergerak dalam porosnya.
James Bradley (1693-1762)
Seorang ahli astronomi Inggris yang  menemukan penyimpangan yang disebut Aberasi Sinar Cahaya di tahun 1728,  yaitu bukti langsung pertama yang dapat diamati bahwa Bumi beredar  mengelilingi Matahari. Dari besarnya penyimpangan ia menghitung  kecepatan cahaya sebesar 295.000 km/dt. Hanya sedikit lebih kecil dari  nilai sebenarnya (299.792,4574 km/dt, US National Bureau of Standards).
Tycho Brahe (1546-1601)
Seorang ahli astronomi Denmark, dipandang  sebagai pengamat terbesar di zaman pra-teleskop. Dengan memakai alat  bidik sederhana, Brahe mengukur posisi planet dengan ketelitian yang  lebih besar dari siapapun sebelumnya. Hal ini memungkinkan asistennya,  Johannes Kepler untuk memecahkan hukum gerakan planet.
Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Seorang ahli astronomi Polandia yang  mencetuskan pandangan bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta sebagaimana  pandangan umum pada masanya, melainkan mengitari Matahari seperti  planet lainnya. Pola berani ini disajikan dalam bukunya Mengenai  Perkisaran Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun wafatnya. Polanya itu  lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet sesuai pengamatan.  teorinya didukung oleh pengamatan Galileo dan dibenarkan oleh  perhitungan Johannes Kepler
John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926)
Seorang ahli astronomi Denmark yang  menghimpun sebuah katalog utama yang memuat hampir 8000 kelompok bintang  dan Nebula. Katalog yang disusunnya disebut Katalog Umum Baru (the New  General Catalogue, NGC).
Eratosthenes (276-196 SM)
Seorang ahli astronomi Yunani yang  pertama-tama mengukur besarnya Bumi secara teliti. Ia mencatat perbedaan  ketinggian Matahari di langit sebagaimana terlihat pada tanggal yang  sama dari dua tempat pada garis utara-selatan yang jaraknya diketahui.  Dari pengamatannya, ia menghitung bahwa Bumi mestinya bergaris tengah  13.000 km. Hampir tepat dengan angka yang sebenarnya (12.756,28 km pada  katulistiwa).
Galileo Galilei (1564-1642)
Seorang ilmuwan Italia yang menciptakan  revolusi dalam astronomi dengan pengamatan perintisnya di angkasa. Dalam  tahun 1609, Galileo mendengar mengenai penciptaan teleskop dan membuat  satu bagi dirinya. Dengan itu ia menemukan kawah-kawah bulan, melihat  bahwa Venus menunjukkan fase-fase sambil ia mengitari Matahari dan  menemukan bahwa Jupiter memiliki empat buah Bulan.
Johann Gottfried Galle (1812-1910)
Seorang ahli astronomi Jerman yang  menemukan planet Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan Urbain  Leverrier, Galle menemukan Neptunus pada malam hari, di tanggal 23  September 1846, tidak seberapa jauh dari posisi yang semula  diperhitungkan.
George Gamow (1904-1968)
Seorang ahli astronomi Amerika pendukung  teori ledakan besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan  dalam alam semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari  Hidrogen selama terjadinya ledakan besar; pengamatan telah membenarkan  ramalan ini. Ia juga meramalkan adanya suatu kehangatan kecil dalam alam  semesta sebagai peninggalan ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini  akhirnya ditemukan pada 1965.
Sir William Herschel (1738-1822)
Seorang ahli astronomi Inggris, lahir di  Jerman, yang menemukan planet Uranus pada tanggal 17 Maret 1781 beserta  dua satelitnya dan juga dua satelit Saturnus. Herscel membuat survey  lengkap langit utara dan menemukan banyak bintang ganda dan nebula.  Untuk menangani pekerjaan ini, ia membangun sebuah reflektor 122 cm,  terbesar di dunia saat itu. Survey langit Herschel itu meyakinkan bahwa  galaksi kita berupa sistem bintang berbentuk lensa, dengan kita di dekat  pusat. Pandangan ini diterima hingga zaman Harlow Shapley.
Hipparkus (abad ke-2 SM)
Seorang ahli astronomi Yunani yang  dianggap terbesar di zamannya. Ia membuat sebuah katalog 850 bintang  dengan teliti yang dibagi kedalam enam kelompok kecerlangan atau  magnitudo; bintang paling cemerlang dengan magnitudo 1 dan yang paling  lemah (yang tampak dengan mata telanjang) dengan magnitudo 6. Suatu  sistem magnitudo yang disesuaikan masih digunakan dewasa ini. Hipparkus  menemukan bahwa posisi bumi agak goyah di antariksa, suatu efek yang  disebut presesi.
Sir Fred Hoyle (1915-…)
Seorang ahli astronomi Inggris yang  dikenal karena karyanya mengenai Teori Keadaan Tunak yang menyangkal  bahwa alam semesta diawali dengan suatu ledakan besar. Hoyle menunjukkan  bagaimana unsur-unsur kimia berat dalam alam semesta tersusun dari  hidrogen dan helium dengan reaksi-reaksi nuklir di dalam bintang, dan  tersebar dalam antariksa oleh ledakan supernova.
Edmond Halley (1656-1742)
Seorang ahli astronomi Inggris yang di  tahun 1705 memperhitungkan bahwa komet yang terlihat dalam tahun-tahun  1531, 1607 dan 1682 sesungguhnya adalah benda yang sama yang bergerak  dalam satu garis edar tiap 75 atau 76 tahun mengedari matahari. Komet  tersebut kini dikenal sebagai Komet Halley. Dalam tahubn 1720, Halley  menjadi ahli astronomi kerajaan yang kedua, Di Greenwich ia membuat  studi yang memakan waktu lama mengenai gerakan bulan.
Edwin Hubble (1889-1953)
Seorang ahli astronomi Amerika yang di  tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di luar galaksi kita.  Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi menurut bentuknya yang spiral  atau eliptik. Di tahun 1929 ia mengumumkan bahwa alam semesta mengembang  dan bahwa galaksi bergerak saling menjauhi denga kecepatan yang semakin  tinggi; hubungan ini kemudian disebut hukum Hubble. Jarak sebuah  galaksi dapat dihitung dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya  diukur dari pergeseran merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir,  galaksi bergerak pada 15 km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama  Hubble kini diabadikan pada sebuah teleskop raksasa di antariksa yang  dioperasikan oleh NASA.
Immanuel Kant (1724-1804)
Seorang filsuf Jerman yang pada tahun  1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata surya. Kant  percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di  sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh  Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang  terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima  Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti kebenarannya.
Johannes Kepler (1571-1630)
Seorang ahli matematika dan ahli  Astronomi Jerman yang menemukan ketiga hukum dasar pergerakan planet.  Pertama, dan yang terpenting, ia di tahun 1609 menunjukkan bahwa planet  bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit eliptik, bukannya dalam  kombinasi lingkaran-lingkaran sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Ia  menunjukkan pula bahwa kecepatan planet berubah sepanjang orbitnya,  lebih cepat bila lebih dekat dengan Matahari dan lebih lambat bila jauh.  Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa jangka waktu yang diperlukan sebuah  planet untuk menyelesaikan satu orbit berkaitan dengan rata-rata  jaraknya dari matahari. Untuk perhitungannya, Kepler menggunakan  pengamatan Tycho Brahe.
Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827)
Seorang ahli matematika Prancis yang  mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas oleh Immanuel  Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin materi  yang terlempar dari Matahari dapat memadat menjadi planet-planet.  Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya  tidak berbeda dengan teori-teori modern mengenai awal-mula terjadinya  tata surya.
Henrietta Leavitt (1868-1921)
Seorang ahli astronomi Amerika yang  menemukan sebuah teknik penting dalam astronomi untuk mengukur jarak  bintang dengan memakai bintang-bintang Variabel Cepheid. di tahun 1912  ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata sebuah Cepheid berhubungan  langsung dengan jangka waktu yang diperlukannya untuk berubah, dengan  Cepheid paling cemelang memiliki periode paling lama. Jadi, dengan  mengukur waktu variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat  memperoleh kecerlangan sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang  dan planet lain dapat pula dihitung.
Georges Lemaitre (1894-1966)
Seorang ahli astronomi Belgia yang pada  tahun 1927 mencetuskan teori Ledakan Besar kosmologi yang menyatakan  bahwa alam semesta dimulai dengan suatu ledakan besar dahulu kala dan  bahwa sejak itu kepingannya masih terus beterbangan. Lemaitre  mendasarkan teorinya pada pengamatan Edwin Hubble mengenai alam semesta  yang mengembang.
Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)
Seorang ahli matematika Prancis yang  memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat memeriksa gerakan  Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah planet tak  dikenal. Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh  Johann Galle.
Percival Lowell (1855-1916)
Seorang ahli astronomi Amerika yang  memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang adanya kehidupan  di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia mendirikan observatorium Lowell  di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga mempercayai adanya planet  di seberang Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di langit  dengan bantuan gambar foto. Planet baru itu, kemudian dinamai Pluto,  akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930, setelah  meninggalnya Lovell. Selain merupakan nama Dewa Kematian bangsa Yunani  Kuno, dua huruf awal pada Pluto juga merupakan penghormatan untuk  namanya.
Charles Messier (1730-1817)
Seorang ahli astronomi Prancis yang  menyusun sebuah daftar berisi lebih dari 100 kelompok bintang dan  nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek ini yang masih disebut  dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula Kepiting, dan M31,  galaksi Andromeda.
Sir Isaac Newton (1642-1727)
Seorang ilmuwan Inggris yang melalui  hukum-hukum gravitasinya membantu menerangkan mengapa planet mengitari  Matahari. Johannes Kepler juga menghitung hal ini dengan hukumnya  mengenai gerakan planet. Newton juga memberi sumbangan penting kepada  astronomi pengamatan dengan penelitiannya mengenai cahaya dan optika. Di  tahun 1668 ia membangun teleskop pemantul (reflektor) yang pertama di  dunia.
Ptolomeus (abad ke-2 M)
Seorang ilmuwan Yunani yang menyusun  gambaran baku mengenai Alam semesta yang dipakai oleh para ahli  astronomi hingga zaman Renaissance. Menurut Ptolomeus, Matahari, Bulan,  dan planet-planet beredar mengelilingi Bumi dengan suatu sistem yang  rumit. Teori ini akhirnya ditentang dan dibuktikan kesalahannya oleh  pandangan Copernicus. Ptolomeus menulis ensiklopedi besar astronomi  Yunani yang disebut Almagest.
Pythagoras (abad ke-6 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang diketahui  sebagai yang pertama kalinya mencetuskan gagasan bahwa Bumi berbentuk  bola. Ia percaya bahwa Bumi terletak di pusat alam semesta dan  benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi Bumi.
Carl Sagan (1934-1996)
Seorang ilmuwan Amerika yang dikenal  karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk kehidupan diluar  planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi wahana  tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi Mariner  ke planet Venus dan Viking ke planet Mars.
Giovanni Schiaparelli (1835-1910)
Seorang ahli astronomi Italia yang  pertama kali melaporkan adanya “saluran” di permukaan planet Mars ketika  planet tersebut mendekat di tahun 1877. Ia menamakannya canali, dari  bahasa Italia yang berarti “saluran”. Ia tidak mempercayai bahwa saluran  itu adalah buatan mahluk cerdas, tetapi penerjemahan yang kurang tepat  memberi kesan yang keliru. Schiaparelli juga menunjukkan bahwa hujan  meteor mengikuti garis edar sama seperti komet. Dari sana, ia menduga  bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing sebuah komet.
Marteen Schmidt (1929-…)
Seorang ahli astronomi Amerika yang  menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia  mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata  begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh  diluar galaksi kita.
Harlow Shapley (1885-1972)
Seorang ahli astronomi Amerika yang di  tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran sebenarnya dari galaksi kita,  dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di pusatnya. Shapley  mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai kelompok globular  perbintangan yang tersebar dalam suatu cincin di sekitar galaksi kita.  Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang yang dikandungnya, ia  memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun  cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari  pusatnya.
Clyde Tombaugh (1906-1997)
Ahli astronomi Amerika yang pada bulan  Februari 1930 menemukan planet Pluto dengan mempergunakan gambar-foto  yang diambil di observatorium Lowell. Setelah penemuan Pluto, Tombaugh  melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk mencari planet lain yang  mungkin ada, tetapi tidak menemukan sesuatu.
Carl von Weizsacker, (1912-…)
Seorang astronom Jerman yang dalam tahun  1945 menggagas dasar teori-teori modern mengenai asal mula tata surya.  Ia membayangkan bahwa planet terbentuk dari kumpulan partikel-partikel  debu yang berasal dari sebuah cakram yang terdiri dari materi yang  mengelilingi Matahari saat masih muda. Teorinya ini merupakan perubahan  dari teori sebelumnya yang digagas oleh Kant dan Laplace.
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar